Pandangan Islam tentang Temper Tantrum pada Anak

duipee

Pengertian dan Penyebab Temper Tantrum


Temper tantrum adalah letupan emosi yang biasanya terjadi pada anak usia balita hingga 10 tahun, bahkan dalam beberapa kasus pada usia remaja. Hal ini seringkali ditandai dengan perilaku keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, dan marah-marah sebagai resistensi terhadap upaya untuk menenangkan. Dalam Islam, temper tantrum tidak hanya dipandang sebagai persoalan fisik, tetapi juga mencakup aspek metafisik.

Makna Temper Tantrum


Berdasarkan Oxford Dictionary:

  • Temper: fakta menjadi marah dengan sangat mudah, periode singkat merasa sangat marah.
  • Tantrum: letusan temper yang buruk terutama oleh anak.

Dalam beberapa literatur, makna temper tantrum adalah ledakan emosi anak saat menunjukkan kemandirian dengan sikap negatifnya. Gejala ini umumnya dimiliki anak usia balita 2 hingga 4 tahun, namun bisa terjadi pada usia lebih tua hingga 10 tahun atau lebih dalam kasus tertentu.

Sebab Terjadinya Temper Tantrum


Anak, khususnya balita, mengalami temper tantrum ketika:

  • Keinginannya tidak terpenuhi saat itu juga.
  • Merasa frustrasi karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan.
  • Tidak mampu melakukan sesuatu sendiri.
  • Menginginkan orang tua melakukan sesuatu yang bertentangan.
  • Tidak mengetahui atau mampu menjelaskan apa yang diinginkannya.
  • Tidak mampu mengendalikan situasi, bosan, lelah, lapar, atau sakit.

Tindakan Orang Tua dalam Mengantisipasi dan Menangani Temper Tantrum


1. Sebelum Fase Mengamuk


Orang tua harus memahami tanda-tanda dan emosi anak. Contoh tindakan yang bisa dilakukan:

  • Berikan contoh yang baik secara kontinyu dan konsisten.
  • Memiliki pengaruh yang baik (Good Influence) dengan bersikap tenang.
  • Memberikan perhatian yang cukup pada anak untuk membuatnya merasa aman dan tenteram.
  • Menyediakan "penjaga anak" jika tidak mampu menghandle anak.
  • Membawa bekal yang cukup seperti buku atau mainan untuk menyibukkan anak dengan hal positif.

2. Saat Fase Mengamuk


  • Jangan hiraukan amukan anak, diamkan saja.
  • Pegangi anak dengan kuat tanpa mencederai, dekap dan peluk agar merasa aman.
  • Bersikap tegas, peduli, dan positif.
  • Alihkan perhatian anak.
  • Kalahkan dia dengan suara tegas.

3. Setelah Fase Mengamuk


  • Peluk dan cium anak.
  • Jelaskan perilaku yang benar dan baik.
  • Berikan pemahaman yang mudah diterima anak.
  • Memberi tahu perilaku yang diinginkan agar kejadian tidak terulang.
  • Berikan aktivitas positif seperti olahraga, seni, dan kegiatan di alam terbuka.
  • Ajarkan perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.
  • Berikan batasan khusus mana yang boleh dan mana yang terlarang.
  • Ajarkan konsistensi atau istiqomah.

Dampak Jika Temper Tantrum Tidak Ditangani


Jika tidak ditangani, temper tantrum bisa berdampak negatif pada anak:

  • Anak akan menggunakan amukan sebagai senjata untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
  • Amukan akan bertambah hebat.
  • Anak semakin pandai bersandiwara.
  • Bisa berdampak bipolar (berkepribadian ganda).
  • Anak semakin lihai memanfaatkan kesempatan untuk mengerjai orang tua atau orang lain.

Pandangan Islam tentang Temper Tantrum


Dalam Al-Qur'an surat Al-Furqan ayat 74, dijelaskan bahwa doa orang bertaqwa adalah memohon agar diberikan keturunan yang menyenangkan hati (qurrota a’yun) dan menjadi imam bagi orang-orang yang bertaqwa. Anak yang qurrota a’yun adalah anak yang tenang, dan hal ini bisa dicapai dengan cara mendidik dan mengendalikan kemarahan sesuai ajaran Islam.

Strategi Islam dalam Mengendalikan Amukan Anak


  • Preventif: Ajarkan anak untuk tidak marah dan menenangkan diri dengan mengajarkan doa dan zikir.
  • Reaktif: Ketika anak mengamuk, orang tua diharapkan tetap tenang dan tidak terpancing emosi. Berikan pelukan dan penjelasan setelah anak tenang.
  • Pendidikan dan Konsistensi: Berikan pendidikan agama yang konsisten dan ajarkan nilai-nilai kesabaran dan pengendalian diri.
Infographic Fase Penanganan Temper Tantrum
Dengan pendekatan yang tepat, orang tua dapat mengatasi temper tantrum pada anak secara efektif, baik dari segi ilmiah maupun spiritual, sesuai dengan pandangan Islam. Pendekatan yang menyeluruh ini tidak hanya membantu anak mengelola emosinya tetapi juga membentuk karakter yang baik sesuai dengan ajaran agama.
Tags